Ulama Hambali Mengajarkan Kesyirikan?

Ulama Hambali Mengajarkan Kesyirikan?

Ulama Hambali Mengajarkan Kesyirikan (?)

Ada sebuah kitab berjudul “At Tadzkirah” tentang Fikih Madzhab Hambali yang ditulis oleh Imam Ibnu Aqil Al Hambali yang wafat tahun 513 H (atau 148 tahun sebelum lahir Ibnu Taimiyah). Dalam kitab tersebut disebutkan tentang adab dan tatacara ziarah kubur Nabi SAW. Di antaranya adalah bertawassul dengan Nabi SAW dengan mengucapkan doa:

 اللهم إني أتوجه إليك بنبيك صلى الله عليه وسلم نبي الرحمة، يا رسول الله إني أتوجه بك إلى ربي ليغفر لي ذنوبي، اللهم إني أسألك بحقه أن تغفر لي ذنوبي

“Ya Allah, sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepadaMu dengan (perantara) NabiMu SAW seorang nabi pembawa rahmat. Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku menghadapkan wajahku dengan (perantara) engkau kepada Tuhanku agar Dia mengampuni dosa-dosaku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu dengan (perantara) haknya agar Engkau mengampuni dosa-dosaku.” (At Tadzkirah, h. 117)

Sebuah doa yang indah dan diajarkan oleh para ulama lintas madzhab dan lintas generasi dalam kitab-kitab mereka secara turun-temurun sebelum lahir Ibnu Taimiyah.

Tapi, bukan Wahabi namanya kalau tidak gerah melihat doa semacam itu. Pentahqiq (editor) kitab itu langsung menulis catatan kaki sebagai berikut:

طلب الدعاء من الأنبياء، وغيرهم من الأولياء والاستغاثة بهم بعد موتهم من الشرك الأكبر الذي حرمه الله، وقد أجمع الصحابة والتابعون وسائر أهل الإسلام على حرمته ولم يعهد أن أحداً من الصحابة والتابعين طلب من النبي صلى الله عليه وسلم بعد موته أن يشفع له، ولا سألة شيئاً. راجع كتاب القاعدة الجليلة في التوسل والوسيلة لشيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله.

“Meminta doa dari para nabi dan selain nabi seperti wali serta beristighosah dengan mereka setelah kematian mereka adalah termasuk SYIRIK BESAR (?!) yang diharamkan oleh Allah. Telah menjadi IJMAK (!?) para sahabat, tabiin dan seluruh umat Islam atas keharamannya. Tidak pernah sekali pun seorang sahabat atau tabiin meminta dari Nabi SAW setelah kematiannya agar beliau memberi syafaat kepadanya. Tidak pernah juga meminta sesuatu dari beliau. Silahkan rujuk kitab Al Qaidah Al Jalilah fit Tawassul wal Wasilah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah.”

Ya, sudah bisa ditebak. Pasti rujukannya hanya Syaikhul Islam yang tunggal dan tiada sekutunya, yaitu Ibnu Taimiyah -semoga Allah mengampuni dosa-dosa beliau-.

Begitulah, mereka tidak segan-segan mengklaim IJMAK (secara dusta) demi membela pendapat mereka.

Semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua. 

Sumber FB Ustadz : Danang Kuncoro Wicaksono

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Ulama Hambali Mengajarkan Kesyirikan?". Semoga betah di Kajian Ulama Aswaja ®
Terbaru Lebih lama

Kajian Terkait